RSS

Selasa, 26 Juni 2012

Perkembangan Kreativitas Peserta Didik

materi perkembangan peserta didik PERKEMBANGAN KREATIVITAS A. KREATIVITAS DAN TEORI BELAHAN OTAK Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking). Berkenaan dengan teori belahan beserta fungsinya ini (Clark, 1983: 24) mengemukakan sejumlah fungsi otak sesuai dengan belahannya itu sebagaimana tertera pada table berikut ini. Fungsi Belahan Otak Kiri dan Belahan Otak Kanan (Clark, 1983: 24) No. Belahan Otak Kiri (Left Hemisphere) 1.Math, history, language 2.Verbal, limit sensory, input 3.Sequential, measurable 4.Analytic 5.Comparative 6.Relational 7.Referential 8.Linier 9.Logical 10.Digital 11.Scientific, technological Belahan Otak Kanan (Right Hemisphere) 1.Self , elaborates and increases variabels, 2.inventive 3.Nonverbal perception and expressiveness 4.Spatial 5.Intuitive 6.Holistic 7.Integrative 8.Nonreferential 9.Gestalt 10.Imagery ,Better at depth perception 11.facial recognition Mystical, humanistic B. PENGERTIAN KREATIVITAS SECARA UMUM Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Barron (1982: 253) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guilford (1970: 236) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu persoalan. Utami Munandar (1992: 47) mendefinisikan kreativitas sebagai berikut. “Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan.” Utami Munandar (1992: 51) menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Rogers (Utami Munandar, 1992: 51) mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Demikian juga Drevdahl (Hurlock, 1978: 325) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud kreativitas imajenatif atau sintesis yang mingkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang. Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu, Rodhes (Torrance, 1981) mengelompokkan definisi-definisa kreativitas ke dalam empat kategori, yaitu product, person, procces, dan press. Product menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif, baik yang sama sekali baru maupun kombinasi karya-karya lama yang menghasilkan sesuatu yang baru. Person memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang menandai kepribadian orang kreatif atau yang berhubungan dengan kreativitas. Procces menekankan bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai dengan berwujudnya perilaku kreatif. Adapun press menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang mendukung timbulnya kreativitas pada individu. Jadi, yang dimaksud dengan kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen. C. PENGERTIAN KREATIVITAS MENURUT TORRANCE Seorang ahli yang sangat menekankan pentingnya dukungan faktor lingkungan bagi berkembangnya kreativitas adalah Torrance (1981: 47). Ia mengatakan bahwa agar potensi kreatif individu dapat diwujudkan, diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong dari luar yang didasari oleh potensi dalam diri individu itu sendiri. Menurut Torrance (1981: 48), kreativitas itu bukan semata-mata merupakan bakat kreatif atau kemampuan kreatif yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari hubungan interaktif dan dialektis antara potensi kreatif individu dengan proses belajar dan pengalaman dari lingkungannya. Torrence (1981: 47) medefinisikan kreativitas itu sebagai proses kemampuan memahamikesenjanga-kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan mengomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk dapat melakukan semua itu diperlukan adanya dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif yang telah ada dalam dirinya. Dengan demikian, terjadi saling menunjang antara faktor lingkungan dengan potensi kreatif yang telah dimiliki sehingga dapat mempercepat berkembangnya kreativitas pada individu yang bersangkutan. D. PENDEKATAN TERHADAP KREATIVITAS Pendekatan dalam studi kreativitas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan psikologis dan pendekatan sosiologis (Torrance, 1981; Dedi Supriadi, 1989). Pendekatan psikologis lebih melihat kreativitas dari segi kekuatan yang ada dalam diri individu sebagai faktor-faktor yang menentukan kreativitas. Salah satu pendekatan psikologis yang digunakan untuk menjelaskan kreativitas adalah pendekatan holistik. Clark (1988) menggunakan pendekatan holistic untuk menjelaskan konsep kreativitas dengan berdasarkan pada fungsi-fungsi berpikir, merasa, mengindra, dan intuisi. Clark menganggap bahwa kreativitas itu mencakup sintesis dari fungsi-fungsi thinking, feeling, sensing, dan intuiting. Thinking merupakan berpikir rasional dan dapat diukur serta dikembangkan melalui latihan-latihan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Feeling menunjuk pada suatu tingkat kesadaran yang melibatkan segi emosional. Sensing menunjuk pada suatu keadaan ketika dengan bakat yang ada diciptakan suatu produk baru yang dapat dilihat atau didengar oleh orang lain. Intuiting menuntut adanya suatu tingkat kesadaran yang tinggi yang dihasilkan dengan cara membayangkan, berfantasi, dan melakukan terobosan ke daerah prasadr dan tak sadar. Pendekatan sosiologis berasumsi bahwa kreativitas individu merupakan hasil dari proses interaksi sosial, di mana individu dengan segala potensi dan disposisi kepribadiannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat individu itu berada, yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan, dan peranan keluarga. Upaya mempelajari kreativitas dengan menggunakan pendekatan sosiologis, pertama-tama dilakukan oleh Kroeber pada tahun 1914 yang kemudian dilaporkan dalam sebuah karyanya yang berjudul Configuration of Culture (Dedi Supriadi, 1989: 84). Dalam menganalisisnya, Kroeber menggunakan tiga konfigurasi, yaitu waktu, ruang, dan derajat prestasi suatu peradaban. Berdasarkan analisis yang dilakukan, Kroeber mengambil suatu kesimpulan bahwa munculnya orang-orang kreatif tinggi dalam sejarah merupakan refleksi dari pola perkembangan nilai-nilai sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Gray pada tahun 1958, 1961, dan 1966, kembali menekankan dominannya peranan sosial dalam perkembangan kreativitas (Dedi Supriadi, 1989: 85). Dengan focus perkembangan kebudayaan Barat, Gray menemukan bahwa faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, dan peranan keluarga yang kondusif menentukan dinamika dan irama perkembangan kreativitas. Penelitian Naroll dan kawan-kawan (1971) yang dilakukan di India, Cina, Jepang, dan Negara-negara Islam menunjukkan bahwa ada periode-periode tertentu dalam setiap perkembangan kebudayaan yang dapat mendorong berkembangnya kreativitas secara maksimal sehingga dapat muncul orang-orang kreatif. Sebaliknya, ada juga periode-periode tertentu yang justru mengekang berkembangnya kreativitas. Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor sosiologis yang kondusif bagi perkembangan kreativitas, yaitu 1. Tersedianya sarana-sarana kebudayaan, 2. Keterbukaan terhadap keragaman cara berpikir, 3. Adanya keleluasaan bagi berbagai media kebudayaan, 4. Adanya toleransi terhadap pandangan-pandangan yang divergen, dan 5. Adanya penghargaan yang memadai terhadap orang-orang yang berprestasi. E. PERKEMBANGAN KREATIVITAS Perkembangan kreativitas juga merupakan perkembangan proses kognitif maka kreativitas dapat ditinjau melalui proses perkembangan kognitif berdasarkan teori yang diajukan oleh Jean Piaget. Menurut Jean Piaget (McCormack, 1982) ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Sensori-Motoris Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Menurut Piaget (Bybee dan Sund, 1982), pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, termasuk juga dengan orang tuanya, anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengoordinasikan tindakannya. Mengenai kreativitasnya, menurut Piaget, pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan anak masih berupa tindakan fisik yang bersifat refleksi, pandangannya terhadap objek masih belum permanent, belum memiliki konsep ruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakan pengulangan refleks-refleks, belum memiliki tentang diri ruang, dan belu memiliki kemampuan berbahasa. Piaget juga mengatakan bahwa kemampuan yang paling tinggi pada tahap ini terjadi pada umur 18-24 bulan, yaitu sudah mulai terjadi transisi dari representasi tertutup menuju representasi terbuka. Pada umur ini, anak sudah mulai dapat mereproduksikan sesuatu yang ada dalam memori dan dapat menggunakan simbol-simbol untuk merujuk kepada objek-objek yang tidak ada. 2. Tahap Praoperasional Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsure perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya. Pada tahap ini, menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), anak sangat bersifat egosentris sehingga seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dalam lingkungannya, termasuk dengan orang tuannya. Pada akhir tahap ini, menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka pendek. Di samping itu, anak memiliki kemampuan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam di lingkunganya secara animistik dan antropomorfik. Penjelasan animistic adalah menjelaskan peristiwa-peristiwa alam dengan menggunakan perumpamaan hewan. Adapun penjelasan antropomorfik adalah menjelaskan peristiwa-peristiwa alam dengan menggunakan perumpamaan manusia. 3. Tahap Operasional Konkret Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan relitas konkret dan berkembang rasa ingin tahunya. Menurut Jean Piaget ( Bybee dan Sund, 1982 ), interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tua, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Menurut Jean Piaget kreativitasnya juga sudah semakin berkembang. Faktor-faktor memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah sebagai berikut. 1. Anak sudah mulai mampu menampilkan operasi-operasi mental. 2. Anak mulai mampu berpikir logis dalam bentuk sederhana. 3. Anak mulai berkembang kemampuannya untuk memelihara identitas diri. 4. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas. 5. Anak sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. 6. Anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan ojek-objek konkret. 4. Tahap Operasional Formal Tahap ini dialami oleh anak pada usai 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, menurut Jean Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Pada tahap ini ada semacam tarik-menarik antara ingin bebas dengan ingin dilindungi. Dilihat dari perspektif ini, perkembangan kreativitas remaja pada posisi seiring dengan tahapan operasional formal. Artinya, perkembangan kreativitasnya, menurut Jean Piaget, sedang berada pada tahap yang amat potensial bagi perkembangan kreativitas. Beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas, antara lain sebagai berikut. 1. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proporsional berdasarkan pemikiran logis. 2. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis. 3. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif. 4. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relatif. 5. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks. 6. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi reflektif dan berpikir hipotesis. 7. Remaja sudah memiliki diri ideal ( ideal self ). 8. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak. F. TAHAP-TAHAP KREATIVITAS Wallas (Solso, 1991) mengemukakan empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. 1. Persiapan (Preparation) Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif pemecahan masalah. 2. Inkubasi (Incubation) Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya,dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan” menghadapinya” dalam alam prasadar. 3. Iluminasi(Illumination) Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru serta proses-proses psikologis ysng mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. 4. Verifikasi(Verivication) Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. Pemikiran divergen harus diikuti dengan pemikiran konvergen. Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. Filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. G. KARAKTERISTIK KREATIVITAS Piers (Adam, 1976) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut. 1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi. 2. Memiliki keterlibatan yang tinggi. 3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. 4. Memiliki ketekunan yang tinggi. 5. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan. 6. Penuh percaya diri. 7. Memiliki kemandirian yang tinggi. 8. Bebas dalam mengambil keputusan. 9. Menerima diri sendiri 10. Senang humor. 11. Memiliki intuisi yang tinggi 12. Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks. 13. Toleran terhadap ambiguitas. 14. bersifat sensitif. Utami Munandar (1992) mengemukakan ciri-ciri kreativitas, antara lain sebagai berikut. 1. Senang mencari pengalaman baru. 2. Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit. 3. Memiliki inisiatif. 4. Memiliki ketekunan yang tinggi. 5. Cenderung kritis terhadap orang lain. 6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya. 7. Selalu ingin tahu. 8. Peka atau perasa. 9. Enerjik dan ulet. 10. Menyukai tugas-tugas yang majemuk. 11. Percaya kepada diri sendiri. 12. Mempunyai rasa humor. 13. Memiliki rasa keindahan. 14. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi. Clark(1988) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut. 1. Memiliki kedisiplinan diri yang tinggi. 2. Memiliki kemandirian yang tinggi. 3. Cenderung sering menentang otoritas. 4. Memiliki rasa humor. 5. Mampu menentang tekanan kelompok. 6. Lebih mampu menyesuaikan diri. 7. Senang berpetualang. 8. Toleran terhadap ambiguitas. 9. Kurang toleran terhadap hal-hal yang membosankan. 10. Menyukai hal-hal yang kompleks. 11. Memiliki kemampuan berpikir divergen yang tinggi. 12. Memiliki memori dan atensi yang baik. 13. Memiliki wawasan yang luas. 14. Mampu berpikir periodik. 15. Memerlukan situasi yang mendukung. 16. Sensitif terhadap lingkungan. 17. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 18. Memiliki nilai estetik yang tinggi. 19. Lebih bebas dalam mengembangkan integrasi peran seks. Sedangkan Torrance (1981) mengemukakan karakteristik kreativitas sebagai berikut. 1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. 2. Tekun dan tidak mudah bosan. 3. Percaya diri dan mandiri. 4. Merasa tertantang oleh kemajukan atau kompleksitas. 5. Berani mengambil risiko. 6. Berpikir divergen. H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KREATIVITAS Kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis, tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kreativitas. Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas adalah. 1. Usia; 2. Tingkat pendidikan orang tua; 3. Tersedianya fasilitas dan 4. Penggunaan waktu luang. Clark (1983) mengategorikan faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat. Faktor-faktor yang dapat mendukung perkembangan kreativitas adalah sebagai berikut. 1. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan. 2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya pertanyaan. 3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu. 4. situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian. 5. situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan mengomunikasikan. 6. Kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya. 7. Posisi kelahiran. 8. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolahnya, dan motivasi diri. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreatifitas adalah sebagai berikut. 1. Adanya kebutuhan akan keberhasilan,ketidakberanian dalam menanggung risiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui. 2. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial. 3. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan. 4. Stereotip peranseks atau jenis kelamin. 5. Diferensiasi antara bekerja dan bermain. 6. Otoritarianisme. 7. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan. Miller dan Gerard (Adams dan Gullota,1979) mengemukakan adanya pengaruh keluarga pada perkembangan kreativitas anak dan remaja sebagai berikut. 1. Orang tua yang memberikan rasa aman. 2. Orang tua mempunyai berbagai macam minat pada kegiatan didalam dan diluar rumah. 3. Orang tua memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anaknya. 4. Orang tua memberikan otonomi dan kebebasan anak. 5. Orang tua mendorong anak melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Torrance (1981) juga menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan agar individu dapat berkembang kreativitasnya. Menurutnya salah satu lingkungan yang pertama dan utama yang dapat mendukung atau menghambat berkembangnya kreativitas adalah lingkungan keluarga, terutama interaksi dalam keluarga tersebut. Torrance(1981) mengemukakan lima bentuk interaksi orang tua dengan anak atau remaja yang dapat mendorong berkembangnya kreativitas yaitu, 1. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim; 2. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif ; 3. Menunjukkan kepada anak atau remaja bahwa gagasan yang dikemukakan itu bernilai; 4. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar atas prakarsanya sendiri dan memberikan reward kepadanya; 5. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan tanpa suasana penilaian. Torrance (1981) juga mengemukakan beberapa interaksi antara orang tua dan anak (remaja) yang dapat menghambat berkembangnya kreativitas, yaitu 1. Terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi anak; 2. Membatasi rasa ingin tahu anak; 3. Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan jenis kelamin (sexual roles); 4. Terlalu banyak melarang anak; 5. Terlalu menekankan kepada anak agar memiliki rasa malu; 6. Terlalu menekankan pada keterampilan verbal tertentu; 7. Sering memberikan kritik yang bersifat destruktif. Jadi menurut Torrance(1981), interaksi antara orang tua dengan anak atau remaja yang dapat mendorong kreativitas bukanlah interaksi yang didasarkan atas situasi stimulus respons, melainkan atas dasar hubungan kehidupan sejati (a living relationship) dan saling tukar pengalaman(coexperiencing). I. MASALAH YANG SERING TIMBUL PADA ANAK KREATIF Anak-anak kreatif, meskipun memiliki kemampuan atau kelebihan dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya, bukan berarti selalu mulus dalam perkembangan psikologisnya. Disamping potensi kreatifnya itu jika tidak mendapatkan penanganan secara baik justru seringkali menimbulkan masalah pada dirinya. Berkenaan dengan ini. Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah masalah yang sering timbul atau dialami oleh anak-anak kreatif, yaitu sebagai berikut. 1. Pilihan karier yang tidak realistis Anak-anak kreatif sering kali cenderung memiliki pilihan karier yang tidak realistis, kurang populer, dan tidak lazim. Merka juga memiliki banyak alternatif dalam menentukan karier yang akan ditempuhnya dan bahkan cenderung berubah-ubah. Kondisi psikologis seperti ini jika tidak mendapatkan bimbingan secara baik dapat mengarahkan dirinya kepada pilihan karier yang kurang tepat. Akibatnya, dapat menimbulkan frustasi jika pilihannya tidak disadari oleh pemahaman yang cukup mengenai jenis karier yang akan dipilihnya. 2. Hubungan dengan guru dan teman sebaya Anak-anak kreatif kadang-kadang mengalami hambatan. Mereka cenderung kritis, memiliki pendapatnya sendiri, berani mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap pemikiran orang lain tidak mudah percaya, memiliki keinginan yang seringkali berbeda dengan teman-teman pada umumnya, serta tidak begitu senang untuk melekatkan diri kepada otoritas. 3. Perkembangan yang tidak selaras Jika lingkungannya tidak dapat mengakomodasi keunggulan potensi kreatifnya itu, dapat muncul masaalah dalam diri anak-anak kretif. Masalah yang timbul disebut dengan istilah uneven development (perkembangan yang tidak selaras) antara kematangan intelektual dengan perkembangan aspek-aspek emosional dan sosialnya. 4. Tiadanya tokoh-tokoh ideal Anak-anak kreatif cenderung memiliki tokoh-tokoh orang besar yang sangat diidealkan dalam hidupnya. Tokoh-tokoh ideal bisa berada dekat di lingkungan sekitarnya, tetapi dapt juga berada di tempat yang jauh dan sulit dijangkau. Jika tokoh idealnya berada di tempat yang jauh dan sulit dijangku. Jika tokoh idealnya berada ditempat yang jauh, anak-anak kreatif cenderung berusaha untuk dapat menjangkau melalui cara mereka sendiri. Kelangkaan tokoh ideal karena kelangkaan informasi dapat mengakibatkan anak-anak kreatif tersesat kepada pilihan tokoh ideal yang salah. J. UPAYA MEMBANTU PERKEMBANGAN KREATIVITAS DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN Sesungguhnya anak-anak kreatif kedudukannya sama saja dengan anak-anak biasa lainnya. Namun, karena potensi kreatifnya itu, mereka sangat memerlukan perhatian khusus di sini bukan berarti mereka harus mendapatkan perlakuan istimewa, melainkan harus mendapatkan bimbingan sesuai dengan potensi kreatifnya agar tidak sia-sia. Kelemahan pendidikan selama ini dalam konteksnya dengan pengembangan potensi kreatif anak, menurut Gowan (1981),adalah kurangnya perhatian terhadap pengembangan fungsi belahan otak kanan. Oleh karena itu, sistem pendidikan hendaknya memperhatikan kurikulum yang akan diolah menjadi materi yang dapat dikembalikan kepada fungsi-fungsi pengembangan dari kedua belahan otak manusia tersebut. Terlalu menekankan pada fungsi satu belahan otak saja menyebabkan fungsi belahan otak yang lain tidak berkembang secara maksimal. Sifat relasi bantuan untuk membimbing anak-anak kreatif, menurut Dedi Supriadi (1994), sebenarnya sama saja dengan relasi untuk anak-anak pada umumnya. Hanya saja, idealnya para guru dan pembimbing mengetahui mekanisme proses kreatif dan manifestasi perilaku kreatif. Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif ini, Torrance (1977) menamakan relasi bantuan itu dengan istilah creative relationship yang memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Pembimbing berusaha memahami berusaha memahami pikiran dan perasaan anak. 2. Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan. 3. Pembimbing lebih menekankan pada proses daripada hasil sehingga Pembimbing di tuntut mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya. 4. Pembimbing berusaha menciptakan lingkungan yang bersahabat, bebas dari ancaman, dan suasana saling menghargai. 5. Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada anak. 6. Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya mencari-cari kesalahan anak. 7. Pembimbing berusaha menempatkan aspek berpikir dan perasaan secara seimbang dalam proses bimbingan. Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu : 1. Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya; 2. Mengakui dan menghargai gagasan-gagasan anak; 3. Menjadi pendorong bagi anak untuk mengomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasan nya; 4. Membantu anak memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan malah menghukumnya; 5. Memberikan peluang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya; 6. Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia. SUMBER :http://hana3.wordpress.com/2009/03/16/materi-perkembangan-peserta-didik/

Selasa, 19 Juni 2012

BUAH LOKAL INDONESIA DAN MANFAATNYA

Buah Lokal Indonesia Berbagai buah lokal di Indonesia merupakan buah yang memiliki rasa yang nikmat. Buah-buahan ini merupakan jenis buah tropis. Ternyata berbagai buah lokal ini selain nikmat untuk disantap memiliki banyak manfaat bahkan untuk kesehatan. Berikut ini beberapa di antaranya. Sawo Sawo matang merupakan salah satu jenis warna kulit yang biasa diberikan bagi yang memiliki kulit sedikit gelap. Hal ini tidak mengherankan karena kulit dan daging buah sawo berwarna cokelat dengan rasa yang sangat manis. Kaya akan karbohidrat karena 20% bagiannya terdiri dari gula. Sawo mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C dan kandungan potasium yang tinggi sehingga baik untuk menjaga kesehatan pembuluh darah. Kesemek Kesemek merupakan buah yang seperti memakai bedak, karena pada bagian kulitnya terdapat bagian putih yang seperti bedak. Dapat digunakan untuk menjaga kesehatan gigi karena mengandung fluoride serta berguna untuk menjaga kesehatan gusi dan mulut. Jeruk Bali Jeruk bali memiliki kulit yang tebal dan seperti spons. Bentuknya seperti jeruk, tetapi dalam ukuran yang lebih besar dan berwarna putih atau merah muda. Flavonoid, pektin dan likopen merupakan senyawa yang terdapat di dalamnya. Berfungsi untuk menurunkan kolesterol, mencegah anemia dan mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, kulit dari jeruk bali bisa dibuat menjadi berbagai kerajinan yang menarik. Jambu Air Jambu air dengan warna merah atau hijau yang khas. Buah ini banyak mengandung air. Buah yang langsung dimakan dengan kulitnya ini memiliki kandungan vitamin A, C, kalsium dan protein. Manfaatnya untuk menjaga kelembapan kulit dan serat untuk pencernaan. Jambu Biji Merah Jambu biji merupakan buah dengan kandungan vitamin C yang sangat tinggi selain kandungan kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A dan B1. Sebaiknya memakan buah ini beserta kulitnya karena pada daging dekat kulit yang mengandung vitamin C paling banyak. Duku Duku merupakan buah dengan bentuk bulat kecil dan memiliki daging buah yang cenderung bening. Memiliki banyak mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi. Berguna untuk sistem pencernaan dan mengobati diare. Belimbing Starfruit adalah namanya dalam bahasa Inggris. Buah belimbing ini memang berbentuk bintang dengan lima sudut. Kandungan vitamin E di dalamnya bermanfaat untuk kecantikan kulit. Buah ini juga dipercaya dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Manggis Tebak-tebak buah manggis. Buah ini memang sering dijadikan bahan tebak-tebakan untuk menebak jumlah isi di dalamnya. Walaupun kulitnya berwarna hitam, tetapi dagingnya berwarna putih dan memiliki manfaat yang besar karena kandungan antioksidan, antibiotik dan antivirus yang tinggi. Buah ini dapat meredakan kelelahan dan mengatasi masalah vertigo. Sirsak Sirsak biasa dimakan dengan ditambahkan gula, sirop atau dibuat jus. Kulitnya berwarna hijau dan daging berwarna putih. Manfaatnya sebagai pengatur kadar gula dalam darah dan melawan bakteri dalam tubuh. Salak Salak pondoh merupakan jenis salak di Indonesia yang dikenal memiliki kualitas yang paling baik. Rasanya yang manis dan garing membuat buah ini cukup disukai. Buah bersisik coklat ini dapat meringankan buang-buang air yang terus menerus. Hal ini juga yang hendaknya membuat Anda tidak terlalu banyak mengkonsumsinya, karena bisa-bisa Anda jadi sulit untuk buang air. Rambutan Buah rambutan dengan ciri khas memiliki rambut dapat ditemui dengan mudah pada musimnya. Buahnya yang berwarna putih manis disukai anak-anak sampai orang dewasa. Kandungan antioksidan pada dagingnya sangat besar, sehingga baik untuk kesehatan. Salah satu yang memiliki rasa yang nikmat adalah rambutan rapiah. Nanas Daging buah nanas berwarna kuning dengan rasa asam manis, menjadi salah satu buah favorit dalam rujak. Manfaat dari nanas antara lain dapat membantu masalah pada penyempitan pembuluh darah yang tertutup lemak, membantu pencernaan dan berguna untuk Anda yang sedang diet. Pepaya Buah pepaya memiliki daging berwarna oranye dan berbiji hitam bulat-bulat kecil. Betakaroten merupakan kandungan gizi yang tertinggi di dalamnya. Buah ini juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara. Mangga Salah satu buah yang banyak disukai yaitu mangga. Buah yang masih muda biasa diidamkan wanita hamil karena rasanya yang asam. Tetapi, jika telah matang, dagingnya yang berwarna kuning akan terasa manis karena kandungan gula yang cukup tinggi. Bermanfaat untuk kesehatan kulit dan mengendalikan tekanan darah. Selain lebih murah, menikmati buah lokal menjadi salah satu variasi dalam menikmati segarnya buah. Jadi, jangan ragu untuk mencicip kesegaran dari buah-buahan hasil negeri sendiri dan rasakan kenikmati sekaligus manfaatnya. SUMBER: http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/376-buah-lokal-indonesia-manfaat.html

Periksa Funfsi Hati Anda

Fungsi Hati Hati pada manusia memiliki fungsi yang banyak, lebih dari 500 fungsi hati. Beberapa fungsi hati yang penting antara lain menetralisir racun dalam tubuh sebagai organ yang mengontrol lemak, asam amino dan kadar gula dalam darah, memerangi infeksi, memproses makanan yang sudah selesai dicerna oleh usus halus, mengatur kerja empedu, menghasilkan enzim dan protein yang berguna untuk berbagai proses dalam tubuh seperti dalam proses pembekuan darah dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Fungsi hati biasanya tetap akan berfungsi dengan baik tanpa dipengaruhi faktor umur. Namun, beberapa "musuh" yang dapat merusak hati antara lain karena konsumsi alkohol yang berlebihan, perlemakan hati dan virus hepatitis yang menyerang hati. Pemeriksaan dini terhadap fungsi hati dapat menyelamatkan hati agar dapat tetap menjalankan fungsinya. Pemeriksaan Fungsi Hati Pemeriksaan terhadap fungsi hati secara umum meliputi Alanine aminotransferase (ALT), Aspartarte aminotransferase (AST), Alkaline phosphatase (ALP), Gamma glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT), Bilirubin, Albumin, pemeriksaan massa prothrombin (PT) dan International Normalised Ratio (INR). Masing-masing pemeriksaan tersebut menjadi petunjuk untuk mengetahui apakah ada masalah pada fungsi hati atau tidak. Hasil yang ingin diketahui dari pemeriksaan yang telah disebutkan sebelumnya adalah: • Alanine aminotransferase (ALT) dan Aspartarte aminotransferase (AST) Pemeriksaan Alanine aminotransferase (ALT) dan Aspartarte aminotransferase (AST) bertujuan untuk mengetahui inflamasi yang terjadi dalam tubuh. Angka yang tinggi biasanya menjadi indikasi adanya gangguan hati. Pada penderita hepatitis, nilai ALT 20-50 kali lebih tinggi dibanding pada orang yang normal. Nilai AST yang tinggi menunjukkan adanya gangguan otot pada salah satu bagian tubuh. • Alkaline phosphatase (ALP) Pemeriksaan Alkaline phosphatase (ALP), bertujuan untuk mengetahui apakah ada sumbatan pada saluran empedu. • Gamma glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT) Pemeriksaan Gamma glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT), bertujuan sebagai indikator untuk para pengguna alkohol. Pemeriksaan GGT ini biasa dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan ALP untuk meyakinkan bahwa kenaikan angka pada ALP disebabkan karena adanya masalah pada hati, bukan karena faktor lain. • Bilirubin Pemeriksaan Bilirubin, bertujuan untuk mengetahui kadar "penyakit kuning" karena gangguan pada hati. Angka yang tinggi menggambarkan bahwa pasien mengalami gangguan tersebut yang biasa ditandai dengan mata dan kulit yang menjadi kuning. • Albumin Pemeriksaan Albumin, bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar albumin yang biasa terjadi pada penyakit hati kronik. Tetapi, penurunan albumin juga bisa disebabkan karena kekurangan protein. • Massa Prothrombin (PT) dan International Normalised Ratio (INR) Pemeriksaan Massa Prothrombin (PT) dan International Normalised Ratio (INR), bertujuan sebagai indikasi apakah penyakit hati semakin buruk atau tidak. Peningkatan angka menunjukkan penyakit kronik menjadi semakin buruk. Jika ada kecurigaan penderita mengalami kanker hati, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya, pemeriksaan kadar protein dalam darah yang disebut Alpha fetoprotein (AFP). Kenaikan nilai AFP menunjukkan tingkat parahnya kanker hati yang diderita, sedangkan penurunan nilai AFP menujukkan menjinaknya kanker karena pengobatan yang berhasil. Pemeriksaan ini sangat penting pada penderita kanker untuk memantau efektivitas pengobatan yang sedang dilakukan. Pada penderita kanker bilier, pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah CA 19-9 dan CEA. Pemeriksaan hati yang rutin sangat baik untuk memastikan agar organ ini dapat terus bekerja secara maksimal. Hindari sakit hati dengan melakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum terlambat. SUMBER : http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/406-periksa-fungsi-hati.html

Senin, 04 Juni 2012

objek wisata pulau lombok

OBJEK WISATA ANDALAN PULAU LOMBOK Pantai Senggigi Lombok Pantai Senggigi merupakan salah satu pantai yg terkenal di Pulau Lombok, saat ini bertebaran hotels, resorts, villas dan bungalows yg tumbuh bak jamur di musim hujan,. Keindahan senggigi mengundang decak kagum wisatawan dan pantai ini sudah sangat terkenal hingga ke mancanegara. Info lebih details .... Pulau Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air Pulau Gili merupakan salah satu pulau terindah yang terletak di lepas barat laut Pulau Lombok, terdapat tiga Pulau Gili, yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Ketiga Pulau ini memiliki pemandangan yang sangat indah dengan pantainya yang yang putih bersih dan airnya yang sangat jernih. Kawasan di sekitar tiga Pulau ini dikenal memiliki taman laut yang sangat indah yang menjadi habitat aneka ikan yang indah berwarna-warni Kawasan Tiga Gili yang letaknya di Desa Gili Indah, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat-NTB. Gili merupakan pulau-pulau kecil nan indah yang banyak dijumpai di Lombok Barat. Dari sekian pulau yang ada di Lombok Barat, sampai saat ini baru tiga pulau (gili) yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Info lebih details .... Pantai Kuta Selatan Pulau Lombok Pantai kuta Lombok adalah sebuah pantai yang memiliki keindahan yang sangat luar biasa, pantai yang berpasir putih dihiasi dengan birunya air dengan gradasi hijau di karenakan habitat bawah lautnya masih sangat terjaga kelestariannya Ombak yang lumayan besar juga menjadikan tempat ini sebagai salah satu surga bagi para pecinta surfing baik itu para surfer lokal ataupun Non Lokal. Info lebih details ..... Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya dgn Danau Segara Anaknya.. Info lebih details .... SUMBER: http://www.gililombok.com/

MAKANAN KHAS LOMBOK

Kota Mataram adalah kota kecil yang cukup padat, tidak jauh dari Pesisir Senggigi sekitar 20-30 menit perjalanan dengan motor. Yang istimewa dari kota ini selain banyaknya warten-warten (warung tenda,baca) yang berjualan sepanjang malam, juga banyak pedagang makanan berkumpul di pinggir jalan Udayana, sampai larut malam. Banyak penjaja makanan di sepanjang jalan protokol, saat itu Pk. 23.00 WITA dan warten masih berdiri ramai berjualan makanan khas seperti Ayam Taliwang, Plecing Kangkung dan juga jajanan pasar atau martabak/terangbulan. Sekedar info saja, makanan khas pulau Lombok adalah Ikan Gurami Bakar dengan bumbunya yang khas menempel di kulit ikan sehingga berasa manis, pedas dan sedikit crispy di ujung2 siripnya.. ehmm.. rasanya disayangkan banget kalo engga makan sampai tandas. Begitu juga Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung yang terkenal besar-besar namun renyah, biasa dihidangkan dengan sambal dan kacang merah sebagai lalapan. SUMBER: http://swastikaayu.multiply.com/journal/item/46?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

TRIK DIET SUKSES TANPA TERSIKSA

Diet Sehat Dengan langkah-langkah praktis berikut, Anda dapat menjalankan program diet Anda tanpa merasa tersiksa. Apa saja trik diet sehat yang tidak membuat Anda tersiksa? Minum Air Putih Minum air dapat mengurangi perasaan lapar, Anda dapat mencoba meminum segelas air putih sebelum tergoda keinginan untuk mengemil. Rasa lapar dapat berkurang dengan konsumsi air putih, hasilnya porsi makan pun berkurang. Selain itu, air putih dapat melarutkan lemak yang ada dalam tubuh sehingga mengkonsumsinya sangat baik untuk kesehatan. Pajang Makanan Sehat Anda Meletakkan makanan sehat seperti buah atau sayuran di tempat yang mudah terlihat akan memudahkan Anda untuk menjangkaunya. Misalnya dengan meletakkannya di bagian tengah kulkas, sebaliknya posisi keju, biscuit, minuman soda atau makanan lain yang kaya kalori dapat diletakkan di tempat yang kurang terlihat. Tambah Makanan Sehat dalam Piring Coba tambahkan sayuran pada piring Anda. Boleh saja sesekali menikmati makanan di restoran favorit Anda, tetapi jangan lupa pesan seporsi salad sebagai pelengkap. Sayuran kaya akan serat yang mampu membuat Anda tetap merasa kenyang sehingga perut tidak menagih untuk terus diisi. Nikmati Makanan Mereka yang suka makan cepat cenderung lebih cepat gemuk. Hal ini disebabkan karena jika manusia makan secara perlahan dan menikmati makanannya, maka akan memberikan cukup banyak waktu agar tubuh dapat memberi sinyal kenyang pada otak sehingga porsi makanan yang dimakan lebih sedikit. Hindari juga makan sambil mengobrol atau menonton televisi. Kebiasaan seperti ini akan membuat Anda makan dalam porsi lebih banyak. Buat Catatan Makanan Mencatat makanan apa saja yang telah Anda santap dapat membantu Anda lebih berhati-hati untuk setiap makanan yang akan disantap lagi. Ini juga akan membantu agar tidak "kecolongan" dengan makanan yang tinggi kalori yang masuk dalam tubuh. Catatan hendaknya dibuat secara akurat dan lengkap. Catat semua yang Anda santap termasuk dalam porsi yang kecil seperti 2 keping biskuit juga semua topping dari makanan yang disantap. Misalnya, saat makan roti, catat topping apa yang dipakai. Catat juga seberapa banyak porsi yang Anda makan. Dengan adanya catatan, dapat dianalisa apa yang kira-kira telah membuat berat badan Anda bertambah. Yang harus diingat dalam melakukan diet adalah perlunya bersikap realistis. Jangan berharap untuk turun terlalu banyak dalam jangka waktu singkat. Dengan pikiran yang tenang dan menerapkan trik praktis ini dapat membuat Anda tidak takut saat akan melakukan program diet. SUMBER: http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/390-tips-diet-sehat-sukses.html

JADWAL DAN SYARAT BIDIK MISI UNIVERSITAS MATARAM TAHUN 2012

Jadwal Pendaftaran Bidikmisi 2012 adalah sebagai berikut 1. Bidikmisi untuk SNMPTN jalur undangan : 20 Januari 2012 – 29 Februari 2012 2. Bidikmisi untuk SNMPTN jalur ujian tulis : 1 Mei 2012 – 29 Mei 2012 3. Jadwal Pendaftaran Bidikmisi untuk Seleksi Mandiri mengikuti ketentuan masing masing PTN 1. Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun 2012; 2. Lulusan tahun 2011 yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing- masing PTN; 3. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun; 4. Kurang mampu secara ekonomi sebagai berikut: a. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali sebesar-besarnya Rp3.000.000,- setiap bulan; b. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp600.000,- setiap bulannya; dan c. Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 (Strata1) atau Diploma 4. 5. Untuk peserta seleksi SNMPTN Ujian Tulis dan Seleksi Mandiri harus memiliki potensi akademik memadai, yaitu masuk dalam 30% terbaik di sekolah (semester 4 dan 5 bagi yang akan lulus 2012 atau semester 5 dan 6 bagi lulusan 2011) untuk semua jenis seleksi Bidikmisi. 6. Khusus SNMPTN jalur undangan hanya diperuntukkan bagi yang akan lulus 2012 dan masuk dalam urutan terbaik 1) Akreditasi A: 50% terbaik dan konsisten di semester 3, 4,dan 5 2) Akreditasi B : 30% terbaik dan konsisten di semester 3, 4,dan 5 3) Akreditasi C : 15% terbaik dan konsisten di semester 3, 4,dan 5 4) Lainnya: 5% terbaik dan konsisten di semester 3, 4,dan 5 Pemeringkatan dilakukan sesuai dengan jurusan IPA, IPS, atau Bahasa berdasarkan nilai mata pelajaran yang diujikan dalam UN tahun 2012. Persentase terbaik tersebut di atas dihitung berdasarkan jumlah siswa kelas XII di masing-masing sekolah 7. Pertimbangan khusus diberikan kepada pendaftar yang memenuhi persyaratan 1 s.d. 6, serta mempunyai prestasi ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler paling rendah peringkat ke-3 di tingkat kabupaten/kota atau prestasi non kompetitif lain yang tidak ada pemeringkatan (contoh ketua organisasi siswa sekolah/OSIS); 8. Potensi akademik dan prestasi yang dimaksud pada butir 5 dan 6 dinyatakan dengan surat rekomendasi Kepala Sekolah/Madrasah atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan Lampiran 2; SUMBER: http://www.camalia-oktamisari.blogspot.com/